Sunday, May 22, 2022

Hmm

Halo, I'm back.

Membaca tulisanku sendiri yang aku tulis 4 tahun yang lalu adalah pemicu aku menulis lagi disini. Membacanya mengingatkanku pada aku yang dulu begitu ambisius bermulut besar yang begitu berapi-api yang padahal belum bisa apa apa. Tapi bagaimanapun juga, aku yang sekarang tidak akan ada di titik ini jika aku yang dulu tidak seperti itu.

Aku hampir lupa kalau aku sekarang masih mahasiswa semester 12 yang belum lulus, sebentar lagi semester 13. Masih sama seperti tulisanku dua tahun yang lalu, skripsiku belum aku kerjakan sama sekali.

Kesibukanku tentu saja masih sama seperti ambisi dari tulisanku sebelumnya yang memperjuangkan idealisme untuk tidak bekerja, yaitu berbisnis. Tidak seperti bisnisku di tahun-tahun sebelumnya yang tidak stabil dan penuh kegagalan, sekarang aku telah menemukan pola bisnis yang stabil dan bahkan terus berkembang, aamiin.

Aku masih memiliki ambisi yang sama, tapi semakin berjalan mendekati keinginan semakin hilang keinginanku untuk bercerita. Aku jadi ingat tulisanku dengan judul "Zero" yang rencananya akan ada tulisan lanjutan berjudul "Hero" di masa depan. Aku jadi meragukan apakah aku nanti di titik "Hero" masih ada selera untuk menuliskan kisahnya. Ya semoga saja.

Aku jadi bingung, sebenarnya untuk apa aku menulis disini?


Sunday, March 1, 2020

Bingung

Aku sedang berada di lintasan. Lintasan ini umumnya terdiri dari 8 pos. Tapi kita bisa menambah jumlah pos nya sesuai keinginan. Semakin banyak menambah pos maka semakin lama mencapai garis finish. Oh iya garis finish di lintasan ini memiliki nama khusus yaitu gerbang kelulusan.

Sekarang aku berada di pos ke 8. Sebentar lagi aku akan tiba di pintu gerbang kelulusan. Gerbangnya pun sudah mulai terlihat. Tapi aku tidak bisa melihat lebih jauh ada apa setelah gerbang itu.

Oke hentikan imajinasinya. Aku di atas kursi, bukan di lintasan.

Mungkin bagi orang lain, sampai di gerbang itu adalah sebuah pencapaian yang menggembirakan. Tapi bagiku, gerbang itu sungguh mengerikan. Aku belum siap mengganti status "Mahasiswa" ku menjadi "Pengangguran". Tapi di sisi lain, aku juga tidak berencana untuk menambah pos. Cukup 4 tahun saja, cukup 8 semester.

Thursday, June 13, 2019

Zero

Kalo lagi dirumah, pengennya nulis blog terus. Karena gaada lagi yang bisa diajak omong haha. Kenapa ga main keluar? Karena ga punya temen wkwk

Tiga tahun yang lalu aku pindah rumah dari Magetan ke Gresik. Ya, itu tepat pada hari dimana aku di kuliahkan di Malang. Jadi saat aku kuliah di Malang, tiba-tiba saja rumahku ganti di Gresik. Alasan utama karena ekonomi tentunya. Di Gresik kita numpang di rumah Mbah, udah wafat sih, terus tanahnya dibagibagi gitu ke anaknya yang jumlahnya 9. Ibu ku kebagian deh, buat ditempatin. Jadi itulah alasan kenapa aku ga punya teman disini. Aku belum terlalu mengenal Gresik, karena memang kalo disini aku di rumah terus, tersentuh sinar matahari aja engga.

Tuesday, June 11, 2019

Malaysia

Akan kubagikan sebuah kisah yang cukup tidak terduga, ajaib, dan luar biasa. Oke, kisah dimulai.

Di tahun pertamaku kuliah, dalam rangkaian acara ospek, aku disuguhi orang-orang hebat. Baik saat acara resmi maupun penugasan yang membuat aku berinterasksi dengan banyak orang-orang hebat. Ada kakak tingkat yang berprestasi dan memenangkan banyak lomba. Ada kakak tingkat yang waktu CV nya ditampilkan sangat banyak pengalaman organisasinya. Ada kakak tingkat yang super produktif dengan menjadi banyak asisten praktikum. Ada kakak tingkat yang menjadi lulusan dengan IPK terbaik. Ada kakak tingkat yang mendapatkan kesempatan ke luar negeri gratis entah melalui beasiswa, kompetisi, maupun pertukaran pelajar. Ada kakak tingkat yang terpancar kewibawaannya dengan berbagai organisasi yang mereka pimpin. Hal-hal semacam itu sangat berkilauan di mata seorang mahasiswa baru. Tidak terkecuali mataku. Saat itu, aku memang benar-benar kagum dan ingin mengikuti jejak mereka.

Sunday, May 26, 2019

Survive

Bertahan hidup tidaklah mudah. Apalagi hidup di tanah perantauan, biaya hidup yang lebih mahal, tidak memiliki siapa-siapa. Seperti di tengah samudra yang tak memberi benda apapun untuk diraih sebagai penopang agar tidak tenggelam. Ya, aku merasakan survive beberapa tahun lebih awal dari orang-orang disekitarku. Tahun ini aku tidak lagi menerima uang kiriman dari orangtuaku.

Aku tidak mau lagi merepotkan orangtuaku. Normalnya orang akan mencari pekerjaan agar bisa mendapatkan uang. Tapi aku malah mencari peluang peluang yang mungkin bisa menjadi sumber penghasilanku. Memang banyak sekali ide yang terlintas di kepalaku sejak awal tinggal di Malang. Tapi semua sirna karena dua tahunku habis untuk kesibukan dunia kampus dan mengabdi pada ambisi yang dipengaruhi atmosfir lingkunganku yang memang berlomba-lomba untuk menjadi hebat. Orang singapura menyebut atmosfir ini dengan sebutan kiasu, perasaan takut tertinggal yang membuat diri untuk tidak mau kalah.

Setelah beberapa targetku di kampus berhasil tercapai, aku memutuskan untuk berhenti mengejar pencapaian-pencapaian di dunia kampus. Aku harus mulai memikirkan sebentar lagi kita akan dilepas ke dunia survive yang jauh lebih keras. Dan di tahun inilah aku memulai semuanya.


Saturday, July 14, 2018

Teknologi Industri Pertanian (2): Introduction

Hallo. Tulisan ini ditujukan untuk mereka yang sedang kebingungan di persimpangan jalan, ya, kamu, anak-anak SMA yang udah senior, tapi mau jadi junior lagi di lingkungan berikutnya. Entah kedinasan atau kuliah atau pendidikan atau kerja atau nikah atau apalah terserah. Minimnya informasi tentang aneka jurusan di perguruan tinggi membuat orang hanya tau tentang Kedokteran, Arsitek, Ilmu Komputer, apalagi? ya itulah pokok, jurusan yang paling terkenal di kalangan pemuda-pemuda SMA. Lucunya, aku, juga salah satu korban minimnya informasi tersebut, hehe. Jadi tulisan ini dibuat bertujuan untuk meminimalkan korban jiwa.

Tuesday, June 26, 2018

From Faqy to Faqy 2: It's Time to Change


Oke faqy. Hmmm. Oke. Kamu tidak mengindahkan sepucuk surat yang ku tuliskan 6 bulan yang lalu. Surat yang ku harap dapat membantumu mempertimbangkan sesuatu untuk mengambil keputusan yang besar. Tapi semua sudah terjadi, keputusan sudah diambil, dan selamat menghadapi.

Biarkan aku menulis sepucuk surat lagi dan kamu harus berjanji membaca dan mengingat ini ketika pikiranmu lupa impianmu, tertimbun gemerlap kesibukan, aku akan terus mencoba menggali lagi dan mengingatkan ini.