Thursday, June 13, 2019

Zero

Kalo lagi dirumah, pengennya nulis blog terus. Karena gaada lagi yang bisa diajak omong haha. Kenapa ga main keluar? Karena ga punya temen wkwk

Tiga tahun yang lalu aku pindah rumah dari Magetan ke Gresik. Ya, itu tepat pada hari dimana aku di kuliahkan di Malang. Jadi saat aku kuliah di Malang, tiba-tiba saja rumahku ganti di Gresik. Alasan utama karena ekonomi tentunya. Di Gresik kita numpang di rumah Mbah, udah wafat sih, terus tanahnya dibagibagi gitu ke anaknya yang jumlahnya 9. Ibu ku kebagian deh, buat ditempatin. Jadi itulah alasan kenapa aku ga punya teman disini. Aku belum terlalu mengenal Gresik, karena memang kalo disini aku di rumah terus, tersentuh sinar matahari aja engga.



Pertamakali aku pulang ke Gresik aku ga betah. Karena rumahnya super berantakan, aku belum terbiasa. Lampu redup. Kalo hujan bocor parah sampai bisa bikin banjir. Tikus dimana mana. Kasur orangtuaku banyak kutu kasurnya. Oiya aku ga punya kamar disini, jadi aku tidur di sofa hehe. 80% waktu ku di Gresik ya diatas sofa ini, tidur, duduk, laptopan, ngelamun, dan berandai-andai bisa naikin haji orangtua, bisa beliin rumah yang layak, bisa beliin mobil buat jalan-jalan.

Ada percakapan lucu aku dengan ibuku,
Saat aku jalan melewati gang dengan ibuku, dia berkata
"Sepeda motornya bagus e, ibu doakan ya nanti kalau sukses bisa beli sepeda motor bagus"

"Ga pengen"

"Lo kenapa?"

"Mobil"

"He ga boleh punya angan-angan terlalu tinggi"

Aku hanya tersenyum dan menjadi tidak sabar untuk mewujudkannya hahaha.

Keluargaku memang tidak pernah punya sepeda motor. Ayahku bilang nanti kalau sudah SMA dibelikan sepeda motor. Setelah SMA katanya nanti kalau sudah kuliah. Sekarang sudah kuliah aku tetaplah seorang pejalan kaki hahaha.

Sejak pindah ke Gresik, ayah sudah tidak bekerja lagi. Dulunya sih semacam buruh bangunan gitu, tapi seiring bertambah usia, fisiknya tidak kuat lagi. Jadi ibu lah satu-satunya sumber penghasilan keluarga dengan menjadi penjahit.

Satu setengah tahun pertamaku kuliah, aku tidak ngeh dengan kondisi keuangan keluarga. Bahkan aku pernah membatin "Duh kirimannya telat lagi", aku sangat menyesal dan sedih pernah membatin seperti itu, walaupun tidak sampai diucapkan. Aku memang tidak pernah nagih uang kiriman sama sekali, jadi walaupun telat aku tidak pernah mengingatkan. Akan ku maksimalkan sisa uang yang ada untuk makan seadanya. Bahkan sering makan 1 hari sekali. Makan di siang hari, biar sarapan sekaligus ga laper sampe malem. Makanannya pun yang lima ribuan, mentok paling enam ribu.

Aku juga tidak punya hp bagus. Hp ku sering mati mati, super lemot. Bahkan saat batre 90% pun bisa mati dan tak bisa dihidupkan lagi tanpa dicas. Teman-temanku sudah hafal dengan itu. Disaat kepanitiaanku super banyak dan orang-orang sedang mencariku, mereka akan paham jika aku tidak membalasnya haha. Oleh karena itu, mungkin teman kamarku kasihan, dan memberikan hp nya padaku. Luar biasa sungguh mulia sekali. Sekarang aku sudah punya hp lumayan dibanding hp ku dulu, tapi tetap saja tidak bisa instal aplikasi banyak-banyak. Line gabisa, gojek gabisa, ebanking gabisa, ovo gabisa, kebanyakan gabisa, karena sudah tidak compatible lagi, OS android nya versi lama.

Aku punya laptop tapi hancur. Fisiknya retak parah. Gabisa dicas. Akhirnya gabisa hidup lagi. Berbulan bulan aku tanpa laptop. Beruntungnya aku punya teman baik banget. Kebetulan dia baru beli laptop bekas, dan langsung dipinjamkan ke aku, dan sampai sekarang ngetik tulisan ini pun pakai laptopnya. Sudah hampir setahun laptopnya aku sita :')

Atap rumahku bocor parah. Bukan cuma tes tes tes,  tapi grojok grojok grojok. Belasan ember tertata setiap hujan tiba. Kecepatan ember untuk penuh pun sangat cepat, sampai kita kuwalahan dan akhirnya basah kuyup, padahal itu di dalam rumah. Kalau ga gitu rumah kita akan banjir. Jika aku punya uang lebih, pertamakali yang ingin kuperbaiki adalah ini. Biar mereka bisa tenang kalau ada hujan.

Kasur kamar sarangnya kutu kasur sang penghisap darah. Pernah aku tidur siang disitu, ga betah, panas semua badanku dikerubung kutu kasur. Akhirnya aku selalu tidur di sofa, tanpa bantal, tanpa guling, tanpa apapun. Karena selain bantalnya keras banget, bantalnya sudah terinfeksi kutu kasur, muncul spesies baru namanya kutu bantal.

Bagaimanapun juga aku adalah anak tunggal. Aku satu satu nya harapan mereka. Semua usaha dan doa mereka kini ku pikul untuk ku bawa ke puncak.

Sebenarnya masih banyak sekali kondisi mengenaskanku, tapi malas untuk kuceritakan. Semoga tulisan ini akan ada lanjutannya beberapa tahun ke depan dengan judul "To Hero"



Bersambung . . .

No comments:

Post a Comment